Jumat, 21 Februari 2014

Methylene Blue Ruductase Test (MBRT)

    

Mekanisme Methylene Blue Dalam Uji Reduktase Susu

Reductase Enzyme => Aktivitas enzim reduktase dapat diketahui dengan cara menambah zat warna metilen biru dalam susu. Apabila terdapat aldehid hasil aktivitas enzim reduktase, maka metiilen blue akan tereduksi. Enzim ini akan tidak aktif pada suhu 130°C.
a      Uji Reduktase dengan Methylen Blue
              
Tes ini didasarkan pada prinsip bahwa metil biru (pewarna oksidasi-reduksi atau indikator) yang berwarna biru di negaranya teroksidasi, direduksi menjadi senyawa tidak berwarna (leuco bentuk) sebagai akibat dari aktivitas metabolisme bakteri dalam susu. Ketika larutan pewarna yang ditambahkan, organisme hadir dalam susu mengkonsumsi oksigen terlarut dan bawah atau potensi ke tingkat di mana indikator metil biru atau serupa dikurangi atau decolorized.
Bertujuan menentukan adanya kuman-kuman di dalam susu dalam waktu cepat. Kualitas susu salah satunya dilihat dari kualitas mikrobiologisnya. Susu merupakan media pertumbuhan yang tepat untuk organisme perusak yang umum. Perubahan yang tidak dikehendaki dalam susu dipengaruhi oleh pertumbuhan mikroba dan metabolismenya. Susu rusak diakibatkan oleh mikrorganisme yang dapat merombak senyawa di dalam susu. Misalnya bakteri asam laktat yang merombak laktosa dalam susu menjadi asam laktat sehingga susu menjadi basi.
Salah satu pengujian mikrobiologi susu adalah dengan uji biru metilen (methylene blue test). Uji ini dapat memberikan perkiraan jumlah bakteri dalam susu dengan mengamati waktu yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan perubahan zat warna biru metilen. Semakin tinggi jumlah bakteri dalam susu, semakin cepat terjadinya perubahan warna.
Aktivitas enzim reduktase dapat diketahui dengan cara menambah zat warna metilen biru dalam susu. Apabila terdapat aldehid hasil aktivitas enzim reduktase, maka metiilen blue akan tereduksi. Enzim ini akan tidak aktif pada suhu 130°C.
b     Mekanisme Perubahan Warna Biru Metilen Oleh Mikroorganisme
            Organisme yang tumbuh dalam susu akan menghasilkan oksigen yang ada. Karena oksigen habis, terjadi reaksi oksidasi-reduksi untuk kelangsungan hidup mikroba. Sitrat yang merupakan metabolit mikroba berfungsi sebagai donor hidrogen, methylene blue sebagai aseptor hidrogen, dan enzim reduktase yang diproduksi mikroba merupakan katalis. Reaksi oksidasi yang terjadi harus dapat menyediakan energi untuk pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu, dengan enzim reduktase mikroba menurunkan potensial oksidasi-reduksi, dengan mereduksi methyelene blue. Karena tereduksi maka methyelene blue berubah warnanya dari biru menjadi putih metilen/methylene white.
c      Metode Metilen Blue
 
Uji metilen blue dapat memberikan gambaran perkiraan jumlah bakteri yang terdapat dalam susu. Dalam uji ini ditambahkan sejumlah zat warna ke dalam susu, kemudian di amati waktu yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan perubahan warna zat tsb. Semakain tinggi jumlah bakteri dalam susu, semakin cepat terjadinya perubahan warna. Selain merupakan cara yang lebih cepat dibandingkan metode hitung cawan, metode ini juga lebih tinggi, karena bakteri yang terdapat dalam keadaan kelompok dimana dalam hitung cawan di hitung sebagai satu koloni.
Kelemahan Metoda Metilen Blue, antara lain :
·         Cara ini tidak praktis dilakukan terhadap susu yang mengandung bakteri dalam jumlah sedikit
·         Metoda ini tidak dapat membedakan jenis bakteri yang terdapat dalam susu
·         Memerlukan waktu yang lama

d     Uji Kualitas Susu Sapi Segar dengan Metode Methylene Blue Ruductase Text (MBRT)

Susu merupakan bahan makanan yang hampir sempurna dan merupakan makanan alamiah bagi binatang menyusui yang baru lahir, dimana susu merupakan satu-satunya sumber makanan pemberi kehidupan segera sesudah kelahiran.Dalam Undang-Undang Pangan Tahun 1996 dijelaskan bahwa standar mutu pangan adalah spesifikasi atau persyaratan teknis yang dilakukan tentang mutu pangan, misalnya, dari segi bentuk, warna, atau komposisi yang disusun berdasarkan kriteria tertentu yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta aspek lain yang terkait. Menurunnya mutu atau kerusakan air susu bisa saja disebabkan karena tercemarnya susu oleh mikroorganisme atau benda asing lain seperti penambahan komponen lain yang berlebihan (gula, lemak nabati, pati, dll). sifat fisik susu meliputi warna, bau dan rasa, berat jenis, titik didih, titik beku dankekentalannya. Warna susu berkisar antara putih kebiruan hingga kuning keemasan akibat penyebaran butiran koloid lemak, kalsium kaisenat serta bahan utama pemberi warna kekuninganyaitu karoten dan riboflavin (Vit. B2).
Susu sapi segar merupakan medium yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme, terutama disebabkan kadar air yang tinggi, pH netral dan kandungan nutrisi tinggi. Kandungan bakteri air susu sapi segar dapat digunakan untuk mengetahui keadaan sanitasi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas susu sapi segar dengan menghitung angka reduksi dan jumlah bakterinya. Uji kualitas susu sapi segar ini dengan menggunakan metode Methylen Blue Reduktase Time (MBRT) sehingga dapat diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan aktivitas yang menyebabkan perubahan warna (dari biru menjadi putih). Selain itu juga dengan menggunakan Angka Lempeng Total (ALT) untuk menghitung angka kuman/jumlah bakteri dari sampel susu sapi segar tersebut. Penelitian yang dilakukan dengan 2 macam sample susu sapi dari 2 peternakan berbeda dengan perlakuan berbeda pula, yaitu sample I yang diambil langsung dari puting dan sample II yang diambil dari wadah penampungan susu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut : sampel IA, MBRT >8jam dengan angka kuman 1,1x103; sampel IIA, MBRT >8jam dengan angka kuman 1,2x103; sampel IB, MBRT >8jam, angka kuman 1,5x103 dan sampel IIB, MBRT 6,5 jam,angka kuman 2,6x104. Tingkat kebersihan alat dapat mempengaruhi kontaminasi mikrobia, dalam hal ini dapat dilihat dari sampel susu sapi A terbukti dengan waktu reduksi dan angka kuman yang sedikit. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel IA,IIA,IB memiliki kualitas sangat baik, sedangkan sampel IIB berkualitas baik, dan memenuhi syarat secara bakteriologis.

e      Uji Warna,Bau,Rasa dan Kekentalan

            Bertujuan mengetahui kelainan-kelainan pada susu secara organoleptik (menggunakan panca indera). Adanya perubahan warna, bau, dan konsistensi pada susu dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :

·         Warna susu yang baik adalah putih kekuning-kuningan. Warna putih karena adanya penyebaran butiran-butiran koloid lemak, kalsium kaseinat (dispersi koloid yang tidak tembus cahaya) sedangkan warna kekuning-kuningan pada susu adalah adanya karoten(berasal dari pakan yang diberikan) dan riboflavin. Sedangkan jika terjadi perubahan warna pada susu seperti kebiruan karena adanya penambahan air atau pengurangan lemak. Warna kemerahan pada susu terjadi karena susu mengandung darah dari sapi penderita mastitis. Variasi warna ini terjadi karena faktor keturunan disamping juga karena faktor pakan yang diberikan.
·         Bau. Lemak susu sangat mudah menyerap bau dari sekitarnya, seperti bau hewan asal susu perah. Susu memiliki bau yang aromatis, hal ini disebabkan adanya perombakan protein menjadi asam-asam amino. Bau susu akan lebih nyata jika susu dibiarkan beberapa jam terutama pada suhu kamar. Kandungan laktosa yang tinggi dan kandungan klorida rendah diduga menyebabkan susu berbau seperti garam.
·         Rasa, Pahit bila terkontaminasi kuman pembentuk peptone,rasa lobak bila terkontaminasi bakteri E.coli,rasa sabun bila terkontaminasi bakteri Bacillus Lactis Saponei,rasa tengik karena kuman asam mentega,serta hanyir atau amis oleh kuman-kuman lainnya.
·          Kekentalan (viskositas). Susu akan berlendir bila terkontaminasi oleh kuman-kuman cocci dari air,sisa makanan atau dari alat-alat susu.
·         Uji Konsistensi. Susu yang sehat memiliki konsistensi baik, hal ini terlihat tidak adanya butiran-butiran pada dinding tabung setelah tabung digoyang, susu yang baik akan membasahi dinding tabung dengan tidak akan memperlihatkan bekas berupa lendir atau butiran-butiran yang lama menghilang. Susu yang konsistensinya tidak normal (berlendir) disebabkan oleh kegiatan enzim atau penambahan asam, biasanya mikroba kokus yang berasal dari air, sisa makanan atau alat-alat susu.



f      Tabel Perkiraan Jumlah Bakteri Berdasarkan Lama Waktu Inkubasi Pada Uji Reduktase
No
Waktu reduksi (jam)
Perkiraan jumlah koloni (x10-4)
Mutu Susu
Keterangan
1
½-3½
80 atau lebih
Buruk/sedang
Buruk, berubah warnanya dalam waktu kurang dari 2 jam setelah dimulai uji BM
2
4
40
Sedang
Sedang, berubah warnanya dalam waktu 2 jam sampai kurang dari 6 jam uji BM
3
25
Sedang
-
4
5
15
Sedang
-
5
10
Sedang
-
6
6
6
Sedang
-
7
6½ - 8
2,5
Baik
Baik, berubah warna dalam waktu 6 jam sampai kurang dari 8 jam uji BM
8
8
1
Sangat baik
Sangat baik, tidak berubah warnanya setelah 8 jam uji BM

g      Bakteri Yang Hidup Di Dalam Susu :
1.      Fam. Micrococcaceae => susu tidak steril menyebabkan susu menjadi asam (basi)
2.      Fam. Enterobacteriaceae Escherchia coli & Aerobacter aerogenes => dapat mengadakan fermentasi laktosa menghasilkan karbondioksida, mengganggu mutu susu
3.      Saprobakteri Genus Proteus, Bacillus, Clostridium,Sarcina => dapat menguraikan protein sehingga mengakibatkan busuknya air susu
4.      Alcaligenes viscolactis => menyebabkan air susu berlendir 
5.      Pseudomonas syncyanea => menyebabkan air susu berwarna biru, berkembangbiak cepat setelah air susu mulai asam
6.      Serratia marcesceus => menyebabkan air susu berwarna merah


Sumber:

1 komentar:

  1. sebenarnya ini blog bagus ulasannya, seandainya pilihan katanya lebih diperhatikan :D

    BalasHapus